Rabu, 25 Januari 2012

Enaknya jadi Istri...

"istri bapak dulu kerja ga?" aku bertanya dengan penasaran
"kerja" jawabnya singkat
"trus sekarang berhenti? karena bapak suruh atau istri bapak yang minta sendiri?" tanyaku lagi
"saya gak pernah menyuruh berhenti dan gak pernah juga melarang untuk berhenti. saya memberi kebebasan penuh untuk istri memilih. karena saya tidak mau kalau suatu hari nanti dia menyesal. dan keluar kata-kata.. kalau aja dulu gak berhenti, kalau aja begini, kalau dulu begitu.." kata si bapak menjelaskan. #pemikiran yang cukup bijak, tapi qo aku nangkepnya semacam ada sedikit kepentingan untuk mencari rasa aman tidak ingin disalahkan yah??? heheheeee....


"pak kalau nanti suatu saat  mencapai titik jenuh, dan bosan dengan pekerjaan saat ini, kira-kira jenis pekerjaan apa yang akan bapak pilih??"
"Kalau saya sih ketika mencapai titik jenuh itu, cooling down sebentar dengan melihat ke bawah, melihat ke jalanan banyak orang yang kurang beruntung dari kita, maka dengan begitu saya bisa fresh kembali dan kembali semangat bekerja."
dalam hati, iya pak, tapi topic utama dalam pertanyaan saya bukan jenuhnya itu bapak... jadi mikir apa aku salah bikin pertanyaan yah??? heheee...
si bapak ini kembali bercerita dengan memberi motivasi kepadaku
"kita dalam hidup itu harus dua arah, ke atas dan ke bawah, its mean.. bergaya ke atas yaitu bergaya kelas atas, punya visi besar dan tujuan yang besar seperti para konglomerat. dan ke bawah untuk menjadikan kita lebih bersyukur, merefresh kita saat kita jenuh, melihat betapa beruntungnya kita karena diluar sana masih banyak orang yang jauh kurang beruntung"
baik bapa...terimakasih... tapi bukan itu bapaak,,, yang ujung belakang inti pertanyaanya itu bapaak!!!! #mulai agak -agak gimana gitu ^^
"bapaak, maksudnya aqu itu bidang apa yang mau bapak pilih kalo udah gak kerja disini???" mulai gak sabar karena pertanyaanku gak kejawab-jawab... =D  #geregetan
"ooooooooooh, banyak insya Allah kalau saya gak disini lagi, yah namanya kita kerja ama orang, kalo orang itu udah gak suka lagi ama kita ya kita bisa ditendang kapan aja. tapi saya udah punya banyak link qo kalau usaha." wiiiiiiih subhanallah deh ya,, kalau orang banyak link-kenalan yah begini ini, selalu optimis akan rizky Allah...
"mau dong pa, boleh gak?" aku bertanya dengan antusias
"boleh, mau apa?" si bapak welcome dengan memberi tawaran langsung
dan... obrolan terhenti karena aku sudah sampai ke aku turun #nebeng bo'
sip-sip, sudah ada beberapa item yang aku catat untuk segera aku follow up  untuk memulai usaha dengan BISMILLAH...

obrolan ringanku sore ini, mengingatkanku akan tausiyah sang buya siang tadi di kantorku #pengajian bulanan gedung.
Dalam taujih yang disampaikan oleh sang buya -ustadz yang concern di dunia rumah tangga dan pendidikan anak- ini menekankan kepada para jamaah untuk mengembalikan masing-masing personal rumah tangga kepada kewajiban dan haknya.
Subhanallah... pemaparan yang lugas, tegas dan sarat makna. aku suka sekali dengan cara beliau berceramah dan tentu saja isi ceramahnya.
#jujur nih ya suka sebal aku kalo gaya ceramah ustadznya itu pake bahasa kasar, mencaci, memaki.. jangan salah lo yah.. aku pernah nemuin ustadz model begitu soalnya,, alhasil aku balik ke kantor ajah daripada dengerin gaya ceramah ustadz yang pake bahasa cacian dan berteriak-teriak gitu... daripada ngotorin hati ngedumel n ngomongin cara tuh ustadz kan lebih baik kembali bekerja saja... bukan begitu kawan???
oke kembali ke isi ceramah ustadz,
dalam ceramahnya itu berkali-kali sang buya menegaskan untuk mengembalikan posisi wanita ke fitrahnya, yaitu kembali ke rumah. mengurus internal rumah tangga dengan baik.
ada pernyataaan menarik dari sang buya  
"tanyalah pada semua wanita, pasti dalam hati kecilnya dia tidak ingin bekerja di luar rumah. karena fitrah wanita itu dirumah. karena wanita itu memang tercipta dengan fisik yang lebih lemah dari pria"

aku coba bertanya kepada diri sendiri. daaaan... jauh di dalam sudut ruang tergelap itu berteriak "iyaaaaaa"
yup memang ada niatan dalam diri ini untuk bekerja dari rumah, membuat usaha apapun itu, sehingga aku bisa menjadi "Menteri dalam Negri Teladan bagi rakyatku-suami dan anak2ku kelak-"
sang ustadz juga membenahi cara berfikirku yang salah selama ini, pikiran-pikiran 'nyeleneh'ku akan ketidak adilan sebagai wanita.
Segala tanda tanya besar yang ada di kepala ku terjawab semua dengan taujih singkat sang ustadz siang itu, Subhanallah...

Pertanyaan dan tanda tanya besar yang selama ini ada di kepalaku antara lain:
"Kenapa sih kalau istri mau kemana-mana itu harus ijin suami, sedangkan kalau suami tidak. ih curang banget deh..."
"Kenapa sih kalau istri kemana-mana itu harus ditemani dengan mahramnya / suaminya.. kan repot dan ribet, gak praktis"

Pemaparan sang buya menjelaskan dengan gamblang bahwa itu semua adalah untuk menghargai wanita, menghormati dan menjaga wanita. Beliau menggambarkan dengan studi kasus perbandingan
yaitu seorang kameraman mengikuti 2 wanita seharian ketika bepergian. wanita pertama dia berangkat sendiri. wanita kedua ditemani dengan suaminya.
Dalam rekaman tersebut menjelaskan perbandingan bagaimana selama perjalanan tersebut perbedaan2 yang dilihat. seperti ketika sang wanita membawa barang-barang dia kepayahan sendiri dan meminta orang lain untuk membantu mengangkatnya, sedangkan wanita yang lain ada suami yang dengan sigap membantunya.
atau gambaran bagaimana wanita itu menghabiskan waktu perjalanannya seorang diri, sedangkan wanita yang satunya berdiskusi hangat dengan suaminya.
atau gambaran-gambaran lain yang memang itu benar dan banyak terjadi di kehidupan kita sehari-hari.
Selain itu juga sang buya pun mengajarkan untuk membenahi doa kita selama ini.
doa kebanyakan wanita yang notabene mengenyam pendidikan tinggi adalah
"Ya Allah berikanlah pekerjaan yang halal, yang gajinya gede, yang bonafit, dll."
karena sesungguhnya kita haruslah berdoa  
"Ya Allah, berikanlah hamba suami yang mampu memberikan hamba kecukupan harta agar dapat menafkahi hamba dan keluarga, agar hamba dapat menjalankan kewajiban sebagai seorang istri dengan baik"
Subhanallah...

Nah...karena santapan siang yang begitu lezatnya dari sang buya semakin menumbuhkan kembali semangat untuk kembali ke rumah. membuka usaha rumahan.

dan yang point penting dari sang bapak yang aku tebeng adalah
"kamu harus siap meninggalkan dunia dan segala aktivitasnya. untuk benar-benar fokus di rumah. jangan sampai ada penyesalan untuk berhenti bekerja dan stay at home only"

Pelajaran yang sangat berharga untuk hari ini... subhanallah walhamdulillah ^_^ terimakasih Allah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ibu Profesional

Game Level 1 : Komunikasi Produktif#2